Kelompok Riset RO2 Mangrove – IPB SSRS Association Lakukan Verifikasi Pemetaan Mangrove di Pesisir Kabupaten Subang

Salah satu kelompok riset IPB SSRS Association yang berfokus pada penelitian mangrove, RO2 Mangrove Research Group, melaksanakan survei verifikasi hasil pemetaan magrove di wilayah mangrove pesisir Kabupaten Subang. Para surveyor terdiri dari Azelia Dwi Rahmawati (Koordinator Tim), Rahmat Asy’Ari (Pendamping Lapangan), Fajar Raihan (Pendamping Lapangan), Ali Djulfigar (Direktur Survei), Muhammad Hisyam Fadhil (Pengawas Survei), Muhammad Fikruddin Aslam, Muhammad Arya Duta Hidayat, Naufal Amir Jouhary, Hanum Resti Saputri, Abd. Malik A. Madinu, Alifia Cantika Nurrahmah, Khairani Putri Marfi, Aulia Ulfa, Raditya Febri Puspitasari, dan Izzah Aulia Inanda. Kegiatan survei ini dilaksanakan selama tiga hari mencakup hari pertama perjalanan ke lokasi, hari kedua survei, dan hari ketiga perjalanan kembali ke Bogor. Perjalanan di tempuh dengan menggunakan sepeda motor sebanyak 8 motor dan menempuh rute Bogor-Cianjur-Bandung-Subang.

Kegiatan verifikasi mangrove di laksanakan pada hari ke-2 dengan melakukan analisis vegetasi (Anveg) di area mangrove. Tim sruvei dibagi atas tiga sub-tim yaitu sub-tim A untuk menangani area mangrove suksesi dan sub-tim B untuk menangani area mangrove terdegradasi. Ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik mangrove yang ada di dua kondisi mangrove yang berbeda. Selain dua lokasi tersebut, tim survei juga melakukan pengecekan informasi terbaru dari dinas perikanan setempat terkait adanya wilayah pesisir yang mengalami abrasi. “pengungkapan karakteristik mangrove ini sangatlah penting, mengingat kondisi mangrove wilayah Subang sangatlah memprihatinkan, banyak pembukaan lahan untuk tambak sehingga memperparah ekosistem pesisir yang menjadi barier bagi area urban sekitar pesisir”, ungkap Rahmat Asy’Ari, peneliti senior IPB SSRS Association.

Analisis vegetasi dilakukan dengan mengungkap karakteristik mangrove seperti jenis mangrove, diameter batang (DBH), tinggi pohon, dan lainya. Pengambilan petak mangrove juga menggunakan ukuran 10 meter x 10 meter. Selain itu, penilaian kondisi lanskap mangrove juga dilakukan dengan beberapa variabel pengamatan seperti area pemukiman penduduk, kondisi tambak, aktivitas masyarakat, transportasi, pemanfaatan mangrove, dan potensi eko-wisata mangrove.

gambar. analisis vegetasi mangrove

Kondisi mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Subang dinilai memprihatinkan. Bagaimana tidak, beberapa area mangrove mengalami kerusakan akibat adanya aktivitas tambak. Diwilayah degradasi, tim surveyor menemukan area mangrove yang membatasi lautan dan daratan dengan jarak 10-15 meter. Ini sangatlah berbahaya mengingat kekuatan ombak yang dapat menembus area buffer ini dan masuk kedalam daratan. Ini terjadi pada lokasi C yang mengalami abrasi dan tidak ada lagi mangrove yang memberikan perlindungan. “Lokasi C ini mengalami abrasi, sangatlah memprihatinkan, dibeberapa tempat yang berdekatan dengan rumah penduduk area mangrovenya telah habis, tidak ada lagi area yang memberikan perlindungan. Akan tetapi pada area ini, masyarakatnya sudah sadar dan melakukan penanaman mangrove di sekitar rumahnya.” Ungkap Azelia Dwi Rahmawati, selaku koordinator RO2 Mangrove.

Diselenggarakan oleh: RO2 Mangrove Research Group, Direktorat Riset Ilmiah Strategis
Difasilitasi oleh: Direktorat Fasilitasi Survei, Observasi dan Eksplorasi Riset
Diawasi oleh: Badan Pengurus Harian

Direktorat Media Informasi dan Komunikasi Eksternal
Deputi II – Koordinasi Bidang Pengembangan Eksistensi
IPB SSRS Association (IPB Sustainable Science Research Students Association)

Contact: ssrs@apps.ipb.ac.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *